Kisah Orang Sukses Part 1
Fitriyanto hanya lulusan SMA. Tapi, berkat tekad yang diiringi dengan
usaha keras, ia sukses menjadi produsen perawatan mobil merek Autofit.
Pemilik PT Vitechindo Perkasa ini mampu membikin produk yang bisa
bersaing dengan merek terkenal.
Hidup ini bagi Fitriyanto benar-benar sebuah perjuangan. Ia lahir
dari keluarga sederhana, kalau tidak disebut miskin. Ayahnya hanya
seorang tukang kayu. Tapi, dengan tekad yang bulat dan usaha yang kuat,
Fitriyanto mampu menjadi seorang pengusaha produk perawatan mobil yang
terbilang sukses.
PT Vitechindo Perkasa, perusahaan milik Fitriyanto, berhasil memasok
produknya ke bengkel resmi milik agen tunggal pemegang merek (ATPM)
besar, seperti Toyota, Daihatsu, Isuzu, Honda, Nissan, Hyundai, Suzuki,
Kia, dan Mazda. Bisnis ini menghasilkan omzet Rp 8 miliar per tahun.
Label merek produk buatan Fitriyanto adalah Autofit. Saat ini, ada 20 produk merek Autofit
yang sudah diproduksi, antara lain produk sampo, semir ban, pelumas,
pembersih evaporator, injection purge, cairan pembersih bahan bakar,
pembersih blok mesin, pembersih karburator, dan pembersih ruang bakar
mesin kendaraan.
Rabu, 28 Mei 2014
Kisah Motivasi
Semangkuk Bakso
Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu pasti sibuk di dapur memasak dan menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat yang ditunggu, betapa kecewa hati si Putri, meja makan kosong, tidak tampak sedikit pun bayangan makanan kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal, marah, dan jengkel.
"Huh, ibu sudah
tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya
sendiri, sungguh keterlaluan," gerutunya dalam hati. "Ini semua pasti
gara-gara adinda sakit semalam sehingga ibu lupa pada ulang tahun dan
makanan kesukaanku. Dasar anak manja!"
Ditunggu sampai siang, tampaknya orang serumah tidak peduli lagi
kepadanya. Tidak ada yang memberi selamat, ciuman, atau mungkin memberi
kado untuknya.
Dengan
perasaan marah dan sedih, Putri pergi meninggalkan rumah begitu saja.
Perut kosong dan pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan
sembarangan. Saat melewati sebuah gerobak penjual bakso dan mencium
aroma nikmat, tiba-tiba Putri sadar, betapa lapar perutnya! Dia menatap
nanar kepulan asap di atas semangkuk bakso.
"Mau beli bakso, neng? Duduk saja di dalam," sapa si tukang bakso.
"Mau, bang. Tapi saya tidak punya uang," jawabnya tersipu malu.
"Bagaimana kalau hari ini abang traktir kamu? Duduklah, abang siapin mi bakso yang super enak."
Putri pun segera duduk di dalam.
Tiba-tiba, dia tidak kuasa menahan air matanya, "Lho, kenapa menangis, neng?" tanya si abang.
"Saya jadi ingat ibu saya, nang. Sebenarnya... hari ini ulang tahun
saya. Malah abang, yang tidak saya kenal, yang memberi saya makan. Ibuku
sendiri tidak ingat hari ulang tahunku apalagi memberi makanan
kesukaanku. Saya sedih dan kecewa, bang."
"Neng cantik, abang yang baru sekali aja memberi makanan bisa bikin
neng terharu sampai nangis. Lha, padahal ibu dan bapak neng, yang ngasih
makan tiap hari, dari neng bayi sampai segede ini, apa neng pernah
terharu begini? Jangan ngeremehin orangtua sendiri neng, ntar nyesel
lho."
Putri seketika tersadar, "Kenapa aku tidak pernah berpikir seperti itu?"
Setelah menghabiskan makanan dan berucap banyak terima kasih, Putri
bergegas pergi. Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat,
wajah cemas sekaligus lega,
"Putri, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu harus mencari kamu
ke mana. Putri, selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan
kesukaan Putri. Putri pasti lapar kan? Ayo nikmati semua itu."
"Ibu,
maafkan Putri, Bu," Putri pun menangis dan menyesal di pelukan ibunya.
Dan yang membuat Putri semakin menyesal, ternyata di dalam rumah hadir
pula sahabat-sahabat baik dan paman serta bibinya. Ternyata ibu Putri
membuatkan pesta kejutan untuk putri kesayangannya.
=====================================================
Saat kita mendapat pertolongan atau menerima pemberian sekecil apapun
dari orang lain, sering kali kita begitu senang dan selalu berterima
kasih. Sayangnya, kadang kasih dan kepedulian tanpa syarat yang
diberikan oleh orangtua dan saudara tidak tampak di mata kita. Seolah
menjadi kewajiban orangtua untuk selalu berada di posisi siap membantu,
kapan pun.
Bahkan, jika hal itu tidak terpenuhi, segera kita memvonis, yang tidak
sayanglah, yang tidak mengerti anak sendirilah, atau dilanda perasaan
sedih, marah, dan kecewa yang hanya merugikan diri sendiri. Maka untuk
itu, kita butuh untuk belajar dan belajar mengendalikan diri,
agar kita mampu hidup secara harmonis dengan keluarga, orangtua,
saudara, dan dengan masyarakat lainnya.
Mahasiswa UT : The Agent of Change
MAHASISWA : AGENT OF CHANGE, SOCIAL CONTROL, AND IRON STOCK
Sebagai
seorang pembelajar dan bagian masyarakat , maka mahasiswa memiliki
peran yang komleks dan menyeluruh sehingga dikelompokkan dalam tiga
fungsi : agent of change, social control and iron stock. Dengan fungsi
tersebut, tentu saja tidak dapat dipungkiri bagaimana peran besar yang
diemban mahasiswa untuk mewujudkan perubahan bangsa. Ide dan pemikiran
cerdas seorang mahasiswa mampu merubah paradigma yang berkembang dalam
suatu kelompok dan menjadikannya terarah sesuai kepentingan bersama.
Sikap kritis mahasiswa sering membuat sebuah perubahan besar dan membuat
para pemimpin yang tidak berkompeten menjadi gerah dan cemas. Dan satu
hal yang menjadi kebanggaan mahasiswa mahasiswa adalah semangat membara
untuk melakukan sebuah perubahan.
Sebagai agen perubahan, mahasiswa bertindak bukan ibarat pahlawan yang
datang ke sebuah negri lalu dengan gagahnya sang pahlawan mengusir
penjahat-penjahat yang merajalela dan dengan gagah pula sang pahlawan
pergi dari daerah tersebut diiringi tepuk tangan penduduk setempat.
Mahasiswa bukan hanya sekedar agen perubahan seperti pahlawan tersebut,
mahasiswa sepantasnya menjadi agen pemberdayaan setelah peubahan yang
berperan dalam pembangunan fisik dan non fisik sebuah bangsa yang
kemudian ditunjang dengan fungsi mahasiswa selanjutnya yaitu social
control, kontrol budaya, kontrol masyarakat, dan kontrol individu
sehingga menutup celah-celah adanya kezaliman. Mahasiswa bukan sebagai
pengamat dalam peran ini, namun mahasiswa juga dituntut sebagai pelaku
dalam masyarakat, karena tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa merupakan
bagian masyarakat.
Idealnya, mahasiswa menjadi panutan dalam masyarakat, berlandaskan
dengan pengetahuannya, dengan tingkat pendidikannya, norma-norma yang
berlaku disekitarnya, dan pola berfikirnya. Namun, kenyataan dilapangan
berbeda dari yang diharapkan, mahasiswa cenderung hanya mndalami
ilmu-ilmu teori di bangku perkuliahan dan sedikit sekali diantaranya
yang berkontak dengan masyarakat, walaupun ada sebagian mahasiswa yang
mulai melakukan pendekatan dengan masyarakat melalui program-program
pengabdian masyarakat.
Mahasiswa yang acuh terhadap masyarakat mengalami kerugian yang besar
jika ditinjau dari segi hubungan keharmonisan dan penerapan ilmu. Dari
segi keharmonisan, mahasiswa tersebut sudah menutup diri dari lingkungan
sekitarnya sehingga muncul sikap apatis dan hilangnya silaturrahim
seiring hilangnya harapan masyarakat kepada mahasiswa. Dari segi
penerapan ilmu, mahasiswa ynag acuh akan menyianyiakan ilmu yang didapat
di perguruan tinggi, mahasiswa terhenti dalam pergerakan dan menjadi
sangat kurang kuantitas sumbangsih ilmu pada masyarakat.
Lalu jika mahasiswa acuh dan tidak peduli dengan lingkungan, maka
harapan seperti apa yang pantas disematkan pada pundak mahasiswa.
Mahasiswa sebagai iron stock berarti mahasiswa seorang calon pemimpin
bangsa masa depan, menggantikan generasi yang telah ada dan melanjutkan
tongkat estafet pembangunan dan perubahan. Untuk menjadi iron stock,
tidak cukup mahasiswa hanya memupuk diri dengan ilmu spesifik saja.
Perlu adanya soft skill lain yang harus dimiliki mahasiswa seperti
kepemimpinan, kemampuan memposisiskan diri, interaksi lintas generasi
dan sensitivitas yang tinggi. Pertanyaannya, sebagai seorang mahasiswa,
apakah kita sudah memiliki itu semua ??
Maka komplekslah perah mahasiswa itu sebagai pembelajar sekaligus
pemberdaya yang ditopang dalam tiga peran : agent of change, social
control, and iron stock. Hingga suatu saat nanti, bangsa ini akan
menyadari bahwa mahasiswa adalah generasi yang ditunggu-tunggu bangsa
ini..
Kitalah generasi itu..
Jaya mahasiswa….!!
Selasa, 27 Mei 2014
Dies Natalis Open University ke 30
Alunan musik senam terdengar pada Selasa, 20 Mei 2014 pagi, mengiringi para pimpinan dan pegawai Universitas Terbuka dalam kegiatan senam gembira.
Tepat pada Hari Kebangkitan Nasional, UT menyelenggarakan pembukaan rangkaian kegiatan Dies Natalis UT yang ke-30. Secara simbolis ditandai dengan penekanan sirine oleh Rektor UT dan pelepasan 400 balon dengan warna-warna yang melambangkan warna-warna UT yaitu biru, kuning dan abu-abu. Adapun warna tersebut mencerminkan pondasi yang kuat, pandangan yang optimis menuju dunia pendidikan tinggi yang modern dan dinamis. Serta pelepasan 90 burung yang terdiri dari 30 burung tekukur, 30 burung kutilang dan 30 burung pipit yang melambangkan usia UT yang ke 30 pada 4 September nanti.
Rektor UT, Prof. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D dalam sambutan singkatnya menyampaikan pembukaan rangkaian kegiatan Dies Natalis kali ini bertepatan dengan hari kebangkitan Nasional, yang mempunyai makna memberikan semangat satu sama lain agar Indonesia bangkit menjadi bangsa yang mandiri, yang memiliki integritas dan kepribadian sehingga menjadi bangsa yang sejajar dengan seluruh bangsa maju di dunia ini. Beliau juga menambahkan bahwa tahun ini tema Dies Natalis Ut adalah “30 tahun Universitas Terbuka Menyatukan Bangsa melalui Pendidikan Jarak Jauh”, tema tersebut memang mencerminkan apa yang sudah UT lakukan selama 30 tahun ini. Diakhir sambutannya Rektor UT menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada seluruh pegawai UT karena selama 30 Tahun ini telah bahu membahu menyatukan bangsa melalui pendidikan tinggi yang kita berikan dan terjangkau untuk semua lapisan masyarakat indonesia.
Kemeriahan semakin terasa ketika bazar barang bekas berkualitas serta unit usaha kecil karyawan UT Pusat pun ikut meramaikan acara itu, stand-stand tersebut ramai dipenuhi oleh pegawai UT lainnya yang telah mengikuti senam gembira untuk membeli produk-produk yang ditawarkan oleh masing-masing stand.
Semoga pembukaan rangkaian kegiatan Dies Natalis UT ke 30 Tahun ini menjadi lambang semangat terbaru Universitas Terbuka.
“Dirgahayu Universitas Terbuka ke 30”
Senin, 26 Mei 2014
Langganan:
Postingan (Atom)